Sentak Pembohong
Akhirnya aku tersenyum lagi.
Senyum yang kecil,
Senyum yang kulempar karena tersadar bahwa aku bukan satu satunya.
Darimu kumenemukan cinta itu kebohongan.
Teramat menyentak.
Aku ingin mundur sambil memberimu tepuk tangan.
Kau hebat,
Kau buat hatiku jadi panggungmu.
Kali ini cinta datang bersama pelukan telak,
Kau ketahuan, tetapi terimakasih,
Kenyataannya ternyata, hati yang kau isi dengan omong kosong membuatku berfikir begitu cocok.
Sial.
Aku tidak tau harus bagaimana,
Apa harus menyerah atau menghukum.
Namun hukuman apa yang pantas bagi pembohong, beritahulah!
Apa aku harus menghujani sumpah serapah, atau cukuplah berharap suatu hari nanti, mungkinkah, kau akan bertanya aku dimana sambil membohongi yang lain?
Senyum yang kecil,
Senyum yang kulempar karena tersadar bahwa aku bukan satu satunya.
Darimu kumenemukan cinta itu kebohongan.
Teramat menyentak.
Aku ingin mundur sambil memberimu tepuk tangan.
Kau hebat,
Kau buat hatiku jadi panggungmu.
Kali ini cinta datang bersama pelukan telak,
Kau ketahuan, tetapi terimakasih,
Kenyataannya ternyata, hati yang kau isi dengan omong kosong membuatku berfikir begitu cocok.
Sial.
Aku tidak tau harus bagaimana,
Apa harus menyerah atau menghukum.
Namun hukuman apa yang pantas bagi pembohong, beritahulah!
Apa aku harus menghujani sumpah serapah, atau cukuplah berharap suatu hari nanti, mungkinkah, kau akan bertanya aku dimana sambil membohongi yang lain?
Sentak Pembohong
Karya : Zarry Hendrik
Komentar
Posting Komentar