BAB Penting, Menikah
"Tidak selalu ada hubungan antara pernikahan dengan cinta. Cinta, ya, cinta. Menikah, ya, menikah" - Puthut Ea
Dari kalimat diatas menunjukkan ngga semua orang bisa beruntung menikahi orang yang dia cintai. Aku pernah mikir orang nikah itu ada penyesalan ngga ya? soalnya ada beberapa temen aku yang memilih untuk menikah karna dijodohin, ada juga yang memilih menikah karna pengen cepat nikah jadi ngambil yang ready stok.
Aku itu tipe yang sedikit plin plan tapi aku selalu nuntut diri aku untuk bertanggung jawab atas keputusan yang aku buat, dari tuntutan tanggung jawab ke diri sendiri itu aku bisa meminimalisir penyesalan. Makanya sejauh ini apapun keputusan aku, tingkat penyesalannya itu cuma sedikit. Makanya sebelum ngambil keputusan penting aku suka butuh waktu dulu buat mikir. Termasuk dalam soal menikah. Sejauh ini bukan ngga ada yang "siap melamar" tapi menurut aku pernikahan itu bukan cuma soal "Ada yang ngelamar" tapi bagaimana aku dengan si calon tersebut. Sebagian hidupku akan aku habiskan dengannya, bahkan aku akan hidup dan tinggal bersamanya jauh lebih lama dibanding dengan kedua orang tuaku. Aku ngga mau aja ada penyesalan hanya karna ada rasa "ngebet pengen nikah" aku asal terima aja siapapun yang datang.
Aku adalah tuan untuk diri aku sendiri, aku tau diri aku lebih baik dari pada siapapun. Aku tau apa kelemahan aku, kekurangan aku.Makanya aku cari sosok suami yang bisa seimbang sama aku. Kebetulan aku adalah anak pertama yang sudah sangat jelas memiliki watak "keras kepala, egois, mau didengar bisa dibilang sedikit dominan" Nah ngga akan pernah bisa menikah sama orang yang memiliki sifat yang sama. Harus sedikit dibawah aku atau diatas aku sifatnya.
Manurut aku, kita harus menikah dengan orang yang kita nyaman dan kita sayang. Karna dengan kenyamanan itulah timbul rasa sayang. Tapi ngga semua orang beruntung bisa menikahi orang yang dia sayang. Aku sendiri mikirnya nikah itu bukan happily ever after. Marriage is hard work. Instead of liat kelebihan pasangan, liat kekurangannya juga. Bisa nerima ngga? Menikah itu seumur hidup kalau bisa sekali aja udah. Menikah itu juga tentang tanggung jawab makanya sedini mungkin aku melatih rasa tanggung jawabku. Bukan cuma tanggung jawab mengurus pasangan, ada yang lebih tinggi hakikatnya; tanggung jawab dengan sang Maha Kuasa, Allah SWT.
Ada postingan di Ig yang kurleb isinya "Bagaimana jika sudah menikah, kita baru menemukan soulmate? apa yang harus dilakukan? biarkan berlalu atau mengorbankan pernikahan?"
Aku bingung kalau ada orang yang berfikiran seperti pertanyaan diatas. Menikah itukan sesuatu yang sakral. Ketika kita memutuskan untuk menikah seharusnya mulai detik itu juga kita sudah berhenti mencari, lalu membangun apa yang baru dimulai. Dengan begitu tidak ada kata "Bertemu lagi" . Menurut aku sendiri soulmate is bullshit. Soulmate adalah orang yang dianggap mampu mengisi kekosongan dimanapun letaknya. Masalahnya, we as human being, akan selalu merasa kosong dan tiap orang punya bagian untuk menggenapi kita. Makanya itu menikahlah dengan orang yang kamu cinta kamu sayang atau setidaknya kamu nyaman karna setelah berkomitmen untuk menikah, kalau misalnya one day dia berubah yahh ubah cara kita mencintainya. Bukan ubah subjeknya menjadi orang lain. Ketika sudah menikah, make the love of your life, your soulmate, your tulang rusuk adalah pasangan kamu sekarang.
Makanya aku lebih milih untuk "sabar dulu" nanti InshaaAllah pasti datang diwaktu yang tepat. Kesannya kayak kalimat hiburan tapi kalimat ini berkali-kali mampu menenangkan aku. Aku percaya Allah adalah pemilik skenario terbaik.
Komentar
Posting Komentar